PROPOSAL KERJASAMA
PENGEMBANGAN & PENGOPERASIAN PEMROSESAN GALENA BERBASIS LINGKUNGAN
PT. SEKAWAN UTAMA INTERNATIONAL
PROPOSAL KERJASAMA
PROYEK PENGEMBANGAN & PENGOPERASIAN PEMROSESAN GALENA BERBASIS LINGKUNGAN
1. LATAR BELAKANG PROYEK
PT. Sekawan Utama International (SUI), merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang yang berbasiskan riset dan pengembangan teknologi. Beberapa bidang yang dilakukan saat ini adalah pengembangan alat-alat kesehatan, alternatif energi baru (gasifikasi), dan jasa tambang (mining services).
Proposal kerjasama ini ditawarkan sebagai langkah untuk menciptakan value added hasil penambangan batuan Galena atau mineral lainnya yang selama ini dilakukan. Juga untuk memenuhi Undang-undang Pertambangan yang baru dimana penjualan dalam bentuk batuan mentah tidak dapat dilakukan lagi.
SUI telah mampu mengembangkan instalasi pemrosesan batuan galena (PbS) menjadi konsentrat Pb dengan kadar tinggi. Dan instalasi ini dikembangkan dengan berbasis pada lingkungan, sehingga ditargetkan tidak akan mengganggu lingkungan di sekitarnya.
2. SEKILAS TENTANG BISNIS LOGAM TIMAH HITAM (LEAD – Pb)
Batuan galena merupakan bahan baku dari logam timah hitam (Pb). Melalui sebuah proses, batuan yang masih banyak mengandung unsur-unsur pengotor kemudian dimurnikan dan diambil logam timah hitamnya.
Dalam bisnis perdagangan logam, Timah Hitam (Pb) merupakan salah satu jenis logam yang banyak dibutuhkan. Industri yang amat memerlukan logam ini adalah industri baterai. Hampir 75% penggunaan timah hitam digunakan untuk industri ini (Gambar 1). Industri lain yang menggunakan logam ini adalah pada produk-produk plumbing dan minyak.
Di Indonesia, kebutuhan Pb masih belum dapat dipenuhi oleh ketersediaannya sehingga logam ini sangat dicari. Terlebih lagi, dengan adanya regulasi yang baru menyebabkan para eksportir tidak dapat lagi mengirim langsung dalam bentuk batuan/mineral ke luar negeri, tetapi harus diolah dulu setidaknya menjadi bullion (batangan).
Di siniilah SUI ingin masuk ke dalamnya, baik secarmandiri maupun bermitra dengan perusahaan lain dalam hal pengembangan instalasi dan pengoperasian pemrosesan galena.
Gambar 1. Konsumsi Pb pada industri pengguna pertama
3. PEMROSESAN GALENA MENJADI TEPUNG (KONSENTRAT) PbS
3.1. Batuan Galena
Biji timah paling banyak muncul sebagai galena (lead sulfide), selain itu juga muncul sebagai cerrusite (lead carbonate) dan anglesite (lead sulphade). Batuan galena muncul sebagai akibat proses hydrothermal seperti di daerah sukabumi. Galena biasanya ditemukan dekat permukaan tanah dan muncul bersama seng ZnS (zinc sulfide, Sphalerit) dan tembaga CuFeS2 (Chalcopyrit). Dengan menggunakan metoda ekstraksi kovensional, keduanya dapat dengan mudah dipisahkan. Metoda pemisahan yang paling sering dipakai adalah flotation dan mekanis (meja pemisah).
Gambar 2. Galena
Untuk memisahkan mineral dari batuan galena, sifat masing-masing mineral baik fisik, kimia dan mineralogi harus dikenali dengan baik. Mineral galena PbS memiliki karakteristik sebagai berikut kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 7,2 s/d 7,6, metal mengkilap, warna abu-abu dengan garis hitam saat digores. Sedangkan Sphalerit ZnS sebagai mineral pendamping dengan karateristik kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 3,9 s/d 4,2, metal mengkilap, warna kuning, coklat atau hitam, goresan warna orange kuning. Pendamping lainnya, Chalcopyrit CuFeS2 bercirikan kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 4,1 s/d 4,3, metal mengkilap, warna kuning tembaga, goresan hitam kehijauan.
3.2. Penghancuran Dan Pembubukan Batu Galena
Pada metoda Flotation mula-mula biji timah di hancurkan (crushing) sampai ukuran 1 cm dan kemudian dihaluskan (grinding) dengan bantuan ball mill (Gambar 3 dan 4) atau rod mill. Optimal apabila penghalusan mencapai ukuran butiran kurang dari 0,25 mm. Karena kekerasan mosh ketiga mineral sama, maka waktu yang dibutuhkan penghalusan sama. Waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan galena ukuran 1 cm menjadi 0,25 mm antara 3 sampai 4 jam.
Gambar 3. Ball Mill Sebagai Penghancur galena
Gambar 4. Ball mill tradisional menggunakan Belt (masing-masing dengan kapasitas 50 kg/4jam)
3.3 Pengapungan Selektif (Selective Flotation)
Menggunakan metoda flotation biji timah diubah menjadi suspensi dengan cara penghalusan di dalam air. Kepekatan suspensi bervariasi antara 5% sampai 40% berat padatan. Kemudian suspensi diaduk diaerasi dengan gelembung udara dan ditambah dengan beberapa bahan kimia agar material yang lain terikat gelembung udara dan di bawa ke permukaan. Urutan proses untuk memisahkan galena, seng dan perak dari batuan galena diperlihatkan oleh gambar 5.
Mula-mula suspensi dikondisikan di tangki precondition untuk pengapungan PbS. Seluruh mineral pendamping ditekan dengan masing-masing depressant, kemudian PbS diaktifkan menggunakanactivator untuk bereaksi dengan collector. Setelah PbS tertutup lapisan tipis collector, suspense dipindahkan ke tabung reaksi, diatur Ph-nya dengan Ph-regulator dan ditambah frothers. Campuran diaduk dan diaerasi sehingga terbentuk gelembung-gelembung udara. Terjadi ikatan antara permukaan gelembung udara dengan partikel PbS, sehingga PbS akan terangkat ke permukaan dan diluapkan. PbS akan mengapung bersama CuFeS2 dan CuS yang selanjutnya dipisahkan menggunakan Flocculants. Sedangkan partikel yang mengendap akan dipindahkan ke tabung reaksi lainya (serial) untuk pengapungan ZnS dst. Proses pengapungan ZnS, FeS Pyrit, AuS Gold atau mineral yang lainya sama dengan pengapungan PbS dengan bahan kimia yang berbeda.
Gambar 5. Proses Flotation PbS, ZnS dan CuFeS2
Karena cukup ketatnya ambang keluaran, yakni PbS dengan kandungan 85% maka proses pengapungan bisa diulang sampai dengan 2-3 kali. Setiap putaran proses membutuhkan waktu selama kurang lebih 4 menit. Dengan kapasitas dari mesin flotation yang disiapkan sekitar 100 kg/4 menit atau 1,5 ton/jam, berarti dengan masukan batuan dalam sehari 5 ton dibutuhkan kurang lebih 3,5 s/d 5 jam. Waktu pengeringan keseluruhan produk sekitar 5 jam.
Secara konstruksi mesin flotation dapat dilihat pada Gambar 6, beberapa bejana larutan kimia dilengkapi dengan pompa ukuran (dosing pump) dan sebuah bejana reaksi yang dilengkapi dengan pengaduk dan aerator. Sistem pengolahan ini berjalan secara kontinyu, ini dapat diartikan perhitungan material masukan, waktu proses dan material keluaran harus tepat.
Gambar 6. Tangki Bahan Kimia Dengan Dosing Pump
Gambar 7. Tangki Reaksi
Gambar 8. Pengaduk Dengan Aerasi
3.4. Proses Ramah Lingkungan (Green Process)
Sebaiknya proses dibuat ramah lingkungan (green process), untuk itu perlu penambahan biaya investasi berupa instalasi pengolahan limbah cair B3 (IPAL B3) dan penangkap polutan udara (scrubber). IPAL B3 yang direkomendasikan (Gambar 9) adalah membrane polymer chemical resistant yang dilengkapi dengan Advanced Oxidation Process.
Gambar 9. IPAL B3 membrane polymer chemical resistant Dan Advanced Oxidationprocess
4. POLA KERJASAMA DENGAN MITRA TAMBANG
Bagi SUI, Mitra Tambang merupakan valuable partner. Oleh karenanya, prinsip kerjasama dalam pengolahan galena ini adalah prinsip keterbukaan dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Beberapa point yang menjadi dasar kerjasama:
· SUI akan menjadi penyedia dan pengoperasi instalasi pengolahan galena, sedangkan MItra Tambang menyediakan bahan baku, lahan/lokasi untuk instalasi pengolahan serta mempersiapkan administrasi perijinannya.
· SUI menjamin dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan hingga kadar 85-90% PbS, juga kelangsungan pemrosesan. Mitra Tambang menjamin pasokan bahan baku sesuai spesifikasi.
· Produk mineral konsentrat meliputi konsentrat PbS sebagai tujuan utama, tetapi juga ZnS dan CuS sesuai dengan kesepakatan.
· Profit sharing hasil penjualan konsentrat mineral berkisar 30% untuk SUI dan 70% untuk MItra Tambang sesuai kesepakatan.
· Sifat kontrak kerjasama juga bukan BOT (Build Operate Transfer), jadi instalasi pengolahan tetap milik SUI. Tetapi SUI meminta downpayment sebesar 30% dari nilai investasi yang SUI keluarkan sebagai bukti pelaksanaan kerjasama.
· Kontrak kerjasama pada tahap pertama akan berlangsung selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang.
· Hal-hal yang lebih rinci akan dituangkan kemudian dalam perjanjian kerjasama.
4. GAMBARAN UMUM KEBUTUHAN BIAYA
Sebagai gambaran umum besarnya investasi instalasi pengolahan mineral galena, berikut beberapa biaya penting untuk dijadikan pertimbangan bagi Mitra Tambang.
4.1. Biaya Investasi
Kebutuhan biaya investasi pembangunan instalasi pengolahan galenanya diperkirakan:
· Instalasi Pengolahan (Preparation System, Floatation System, dan Water Waste System)
· Bangunan rumah mesin
· Biaya kontigensi
4.2. Biaya Rutin Operasional Bulanan
Biaya-biaya rutin untuk operasional yang dikeluarkan
· Biaya reagent kimia
· Biaya tenaga kerja/administrasi/kantor
· Biaya transportasi, pemeliharaan dan lainnya
4.3. Catatan Tentang Perkiraan Biaya
Biaya-biaya ini merupakan biaya franco Jakarta & Bodetabek.
Detil biaya dan perkiraan rugi-laba dan cash flow akan dibicarakan secara terbuka, setelah ada kesepakatan kerjasama. Karena pada prinsipnya, ini merupakan proyek bersama antara SUI dan Mitra Tambang.
5. KOMUNIKASI & KORESPONDENSI
PT. SEKAWAN UTAMA INTERNATIONAL
Ramadita Budhi ST MM
+628161924335
numpang promote ya min ^^
BalasHapusBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*E*W*A*P*K
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)